Selasa, 24 Agustus 2010

PERJALANAN HIDUP



Pada Hari Selasa Pahing tanggal 25 Februari 1964 tepatnya jam 10.05 WITA lahirlah seorang bayi perempuan , dari hasil perkawinan Drs H Syarifuddin Doddo dan Hj St Tarimah anaknya begitu montok , dua hari dua malam ibunya mengedam kesakitan anak tak kunjung juga lahir.
Untung pada saat itu ada seorang bapak yang berbaik hati dan membantu persalinan ibu dengan membuatkan segelas air ceritanya , setelah menengguk air itu maka lahirlah seorang bayi perempuan anaknya begitu montok
Hari demi hari bulan demi bulan dan tahun pun berganti anak itu beranjak dewasa dengan mempunyai seribu satu macam persoalan
Anak itu mulai beranjak dewasa semenjak kecil hidup dengan kesederhanaan , tapi kehidupan itu tidak semulus dan seenak yang kita bayangkan masa kecil yang begitu indah terlewati begitu saja , tak ada beban atau pikiran apapun yang kami tau hanyalah tinggal dengan bermain dan bermain.

Suatu ketika sudah waktunya harus bersekolah bayangkan saja kalau Bapak hanyalah seorang pegawai negeri guru SPG yang harus membiayai beberapa orang anaknya.Kaka saya semua bersekolah begitupun dengan adik adik saya.Kadang kita kesekolah hanya membawa uang Rp 5 (lima rupiah) untuk jajan.kadang juga tidak membawa sama sekali.Hidup kami pas pasan ,pakai baju seadanya yang dipakai secara turun temurun , negitupun dengan buku pelajaran, pernah suatu kali waktu itu aku harus kesekolah baju kotor terpaksa harus memakai baju yang sudah robek , terpaksa karena tidak mempunyai baju lagi dan harus kesekolah.Malu tapi apa boleh buat ibu saya terlalu sibuk dengan adik adik saya sampai tak sempat memperhatikan antara satu dengan yang lainnya.Kadang aku bertanya karena sering sekali aku tidak terperhatikan dan diberikan kasih sayang dari ibu,atau mungkin ibu terlalu banyak yang harus diselesaikan sampai ia tidak bisa memperhatikan seluruh anak anaknya.

Pernah suatu hari waktu itu aku sudah menginjakkan kakinya pada sekolah yang lebih tinggi yaitu SMP suatu ketika om saya yang mengajar di sekolah itu datang kepadaku dan menagih uang SPP sebesar Rp 10.000,= (sepuluh ribu rupiah dan langsung memukul kepalaku betapa sedihnya aku waktu itu karena aku dipukul didepan teman teman , sepulang aku dari sekolah saya memberi tau ke Ibu apa jawabnya nanti itukan bukan urusan kamu , dan kamu tidak usah bayar karena bapak pengurus yayasan.
Wah aku semakin bingung kalau memang tidak membayar kenapa mesti saya harus dipukuli.Sampai saya berkata dalam hati seandainya saja besok jika aku sudah dewasa kepada anak anakku saya tidak akan menyusahkan demi untuk sekolah.
Hari pun berganti kehidupanku memang tidak semulus saudaraku...... aku bersaudara terlalu banyak 13 orang , 2 orang menginggal saat masih bayi dan dua orang meninggal setelah dewasa dan sekarang tinggal 9 orang yang masih hidup dan semuanya sudah berkeluarga,
Perjalanan hidupku berjalan terus .........kebahagian.......tak pernah aku dapatkan dari seorang ibu ......kadang aku bertanya dalam diri apakah aku ini bukan anak kandung ibu atau karena aku lahir terlalu menyiksa ibu...........? sungguh ironisnya aku.Keberadaanku seoalh tidak diharapkan baik dari segi materi maupun kasih sayang.Sampai suatu ketika aku tammat SMA aku pergi meninggalkan keluargaku dan pergi ke Surabaya dan disinilah aku baru merasakan betapa indah kasih dan sayang dari seorang ibu , tapi sayang dia bukan ibu kandungku aku merasa tenang tinggal disini kedamaian itu datang , kadang aku berfikir kenapa bukan ibu kandungku yang memberikan aku ketenangan ini.....kenapa aku tidak mendapatkan seperti saudara saudaraku yang lain .....kenapa.......? mungkinkan aku bukan anaknya.......?
Itu yang selalu mengganjal dihatiku .........sampai aku beranjak dewasa .......tak pernah sekalipun aku mendapatkan kasih sayang yang selalu aku rindukan.Kadang aku merasa iri dengan saudara saudaraku........betapa disayangnya mereka ,,,, apa yang diinginkan selalu dikabulkan sedangkan aku setiap aku meminta pasti selalu dapat omelan dulu baru diberikan sering aku menangis.......tapi ........tak ada daya...

Pernah suatu waktu aku terjatuh dari tangga rumah........sedih sekali waktu kepalaku benjol malah cuman dapat omelan dari ibu , malam harinya aku muntah muntah mungkin karena benturan di kepala tapi apa yang terjadi tak ada yang memperhatikanku baik itu ibuku maupun saudara saudaraku yang lain semuanya enak dalam tidurnya.
Kasihan memang nasibku tapi memang mungkin memang sudah ini jalan hidup yang diberikan oleh sang Pencipta terhadap diriku , setammat aku mulai mencari pekerjaan agar tidak selalu meminta , semenjak pulang dari Surabaya aku bekerja di Bank Swasta kehidupanku mulai membaik karena aku tidak lagi meminta uang jajan , sedikit demi sedikit aku kumpulkan , aku kembali kuliah sambil kerja dan membiayai kuliahku sendiri , aku berusaha untuk tidak lagi meminta apalagi semenjak bapak meninggal , kehidupan rumah tangga mulai kujalani dengan gajiku karena aku tau gaji seorang pensiun janda tidak mungkin mencukupi.
Aku merasa bersyukur karena bisa membiayai rumah tangga , dan kuliahku tapi Tuhan Maha Adil semuanya saya jalani dengan senang hati.........kasih sayang dari ibu tidak lagi aku terlalu meikirkan tapi aku selalu berusaha memberi yang terbaik untuk ibuku biar bagaimanapun dia adalah ibuku yang melahirkan aku dan membesarkan aku....walaupun sampai sekarang ini setelah aku berkeluarga aku masih tetap tidak pernah diperhitungkan sama sekali............

Setelah aku berkeluarga .........semua saudaraku berubah tidak seperti dulu waktu aku belum berkeluarga entah karena masalah suamiku.........tapi biar bagaimanapun dia tetap saudaraku......sekalipun mereka semua membeciku aku tetap sayang mereka karena aku juga cinta dengan suamiku .......aku tetap mempertahankan suamiku karena kasih sayang dan cinta yang selama ini aku cari aku dapatkan pada sosok suamiku.......yang tidak pernah aku dapatkan baik dari bapak , ibu maupun saudaraku sendiri , mereka hanya selalu dengan kesenangan saja tapi mereka tidak pernah tau bagaimana menderitanya aku.........,tapi memang itu tak perlu mereka tau cukup dengan yang senang senang saja.